ILMU ALAMIAH DASAR
EFEK RUMAH KACA
·
PENGERTIAN EFEK RUMAH KACA
Pengertian Efek
Rumah Kaca adalah terjadinya suatu proses pemanasan pada permukaan dari
suatu benda yang berada di langit yang terjadi dan disebabkan oleh adanya
komposisi serta keadaan lingkar atmosfernya tersebut, contohnya adalah
planet-planet, satelit
buatan indonesia yang berterbangan diangkasa dan sebagainya yang
menghimpun di angkasa raya. bisa kita rasakan saat ini betapa bumi sudah
menjadi terasa amat panas sekali dan juga mengakibatkan terjadinya tenaga
endogen dan eksogen di bumi.
Efek rumah
kaca ini sangat dibutuhkan oleh seluruh penghuni bumi. Karena tanpa adanya efek
rumah kaca, suhu permukaan bumi akan sangat dingin. Suhu rata-rata planet bumi
sudah meningkat sekitar 33°C menjadi 15°C dari suhu awal yang -18°C. Jika tidak
ada efek rumah kaca ini maka permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan es,
namun jika berlebihan maka akan menyebabkan pemanasan global.
·
GAS-GAS YANG BERPERAN DALAM EFEK RUMAH KACA
Gas rumah kaca adalah gas-gas
yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut
sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat
aktivitas manusia.
·
Uap air adalah gas
rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian
besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional,
dan aktivitas manusia tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air
kecuali pada skala lokal. Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer
yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan
meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembapan relatif yang
agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek
rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin
meningkatkan jumlah uap air di atmosfer.
·
Karbondioksida adalah gas
terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan
vulkanik; pernapasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan
menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti
tumbuhan).Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan
diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah
karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom
karbonnya.
·
Metana yang
merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan
insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi
batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan
limbah organik di tempat pembuangan sampah.
·
Nitrogen
oksida
adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari
pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat
menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini
telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
·
Gas lainnya gas rumah
kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi
dihasilkan dari peleburan alumunium.
Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur
berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan
tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih
menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang
selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari
radiasi ultraviolet).
Komsumsi CFC tertinggi terdapat pada Negara-negara maju. Amerika Serikat
mengkomsumsi hampir sepertiga komsumsi CFC dunia.
·
DAMPAK EFEK RUMAH KACA TERHADAP LINGKUNGAN
& PEREKONOMIAN
1. Ketahanan
Pangan Terancam
Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan
berkurang akibat banjir, kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air
laut, serta angin yang kuat. Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal
panen dan jangka waktu penanaman. Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan
panen padi sebanyak 10%.
2. Dampak Lingkungan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat
perubahan iklim dan gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi
ekosistem). Terumbu karang akan kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi
rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti memperkirakan bahwa
15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di enam wilayah bumi pada
2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi (Jhamtani, 2007).
Terutama yang termasuk kedalam kelompok stenotermal
yang memiliki daya toleransi atau kisaran suhu yang sempit. Berbeda dengan
hewan eurytermal yang memiliki kisaran toleransi suhu yang luas (Swasta, 2003).
Terumbu karang memiliki peranan penting bagi
keanekaragaman organisme laut. Masalah secara global terjadi akibat semakin
meningkatnya kandungan karbon dioksida dan efek rumah kaca pada atmosfer dan
mendorong naiknya suhu permukaan laut (yang diduga juga menyebabkan pemutihan
dan kematian karang) serta meningkatkan derajat keasaman air laut. Air laut
yang semakin asam akan membuat ion karbonat berkurang sehingga menurunkan kemampuan
karang untuk membangun kerangka. Jika terumbu karang tidak dapat beradaptasi
maka akan mempengaruhi fungsi ekosistem terumbu karang dan struktur geologi
terumbu karang serta mempengaruhi fungsi pesisir dan juga akan mempengaruhi
masayarakat sekitar yang bergantung dari ekosistem terumbu karang.
3. Risiko Kesehatan
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran
penyakit baru dan bisa memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB
memperkirakan bahwa peningkatan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim
sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti malaria,
diare, dan demam berdarah diperkirakan akan meningkat di negara tropis seperti
Indonesia.
4. Air
Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan
terutama di daerah tropik kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di
Asia Pasifik akibat musim kemarau berkepanjangan dan intrusi air laut ke
daratan.
5. Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan
laut dan kekeringan, bencana, dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada
ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat perdana menteri Inggris mengatakan bahwa
dalam 10 atau 20 tahun mendatang perubahan iklim akan berdampak besar terhadap
ekonomi. Stern mengatakan bahwa dunia harus berupaya mengurangi emisi dan
membantu negara-negara miskin untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim demi
kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa dibutuhkan investasi
sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk mencegah hilangnya 5%-20%
pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan iklim.
·
DAMPAK PROGRAM
MOBIL MURAH TERHADAP EFEK RUMAH KACA
Peluncuran berbagai merek mobil murah atau yang dikenal juga dengan program
Low Cost Green Car (LCGC) belum lama ini menuai kontroversi di tengah-tengah
masyarakat. Meski sudah mendapat payung hukum yang jelas melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013, program Mobil Murah dan Ramah Lingkungan, namun
dampak dari kendaraan ini yang menjadikan penolakan. Dampak program mobil murah
terhadap efek rumah kaca yaitu kebijakan LCGC dapat meningkatkan polusi suara
dan polusi udara akibat emisi karbondioksida dari kendaraan tersebut. Emisi gas
buang karbondioksida dari knalpot kendaraan makin mengotori udara. Suhu udara pun
terus merangkak naik. Dan secara tidak langsung program mobil murah ini
memberi dampak pada efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global serta
iklim yang tidak menentu
·
USAHA UNTUK MENANGGULANGI EFEK RUMAH KACA
Terdapat dua
pendekatan utama untuk
memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
1. Pencegahan
Mencegah karbon dioksida
dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Salah satu
sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil (BBM, batubara). Penggunaan bahan bakar
fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat
itu, batu bara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan
oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai
biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan
bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah
karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida
lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan
batubara.
2. Penanganan
Cara ini disebut carbon
sequestration (menghilangkan
karbon). Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara
adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.
Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida
yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level
yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit
sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang
lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk
mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbondioksida juga
dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan)
gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke
permukaan . Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah
tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah
dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norowegia, di mana
karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan
diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
SUMBER :
NAMA : RAHMALIA PUTRI
NPM : 47213170
KELAS : 1DA01