TULISAN
Nama : Rahmalia Putri
NPM : 47213170
Kelas : 3DA01
Analisis Laporan Keuangan #
ANALISIS PERUBAHAN PENDAPATAN
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.
Sumber pendapatan :
1. Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh
pemegang obligasi dan pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat berpendapatan
penjualan anak/cabang perusahaan.
3. hadiah , sumbangan atau penemuan
4. revaluasi aktiva
5. penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk
Proses terbentuk dan terealisasinya pendapatan :
1. EARNING PROCESS (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan .Pendapatan dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan (produksi, penjualan dan pengumpulan piutang).
2. REALIZATION PROCESS (proses realisasi pendapatan) .Pendapatan dianggap terbentuk setelah produk selesai dikerjakan dan terjual langsung / atas dasar kontrak penjualan.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba Bersih atau Pendapatan :
• Volume produk yang dijual
• Harga jual produk
• Biaya produksi
Kriteria pengakuan pendapatan menurut FASB:
Pendapatan baru dapat diakui apabila :
1. Jumlah rupiah pendapatan telah terealisasi/cukup pasti segera terealisasi
Terealisasi : telah terjadi transasksi pertukaran produk/jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas /klaim
untuk menerima kas.
2. Sudah terhimpun/terbentuk (earned)
Masalah Pengukuran dan pengakuan pendapatan
a. Masalah pengukuran pendapatan
Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan. Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.
b. Masalah pengakuan pendapatan
Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan
Pentingnya analisis perubahan penghasilan dan biaya
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
o Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat
dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran
terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal
periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
o Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau
membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari
operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan
utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :
• Sumber pendapatan
• Produk dan kegiatan utama perusahaan.
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perubahan modal kerja perusahaan serta sebab-sebab perubahan tersebut yang dikenal dengan sumber modal kerja dan penggunaan modal kerja pada suatu periode.
Informasi ini sangat penting untuk menilai kemampuan perusahaan da-lam mengelola dana (modal kerja) untuk membiayai operasi perusahaan.
Modal Kerja yang dimaksud adalah Modal Kerja Bersih, yaitu: selisih lebih aktiva lancar di atas utang lancar. Oleh karena itu, yang menjadi sumber dan penggunaan modal kerja adalah akun-akun di luar aktiva lancar dan utang lancar.
Sumber Modal Kerja:
– Hasil operasi perusahaan,
– Keuntungan penjualan surat-surat berharga (invest jk pendek),
– Penjualan aktiva tidak lancar,
– Penjualan saham atau obligasi,
– Penerimaan pinjaman jangka panjang
Penggunaan Modal Kerja:
– Pembayaran biaya operasi perusahaan,
– Kerugian penjualan surat-surat berharga (invest jk pendek),
– Pembelian aktiva tidak lancar,
– Pembelian kembali saham atau obligasi,
– Pembayaran pinjaman jangka panjang
– Pembentukan dana untuk tujuan tertentu
rosedur Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
– Menentukan besarnya perubahan modal kerja
– Mengidentifikasi dan menentukan besarnya sumber modal kerja
– Mengidentifikasi dan menentukan besarnya penggunaan modal kerja
– Membuat laporan tentang sumber dan penggunaan modal kerja.
Catatan:
Apabila Sumber > Penggunaan, berarti mempunyai efek positif terhadap modal kerja yaitu menambah modal kerja.
Apabila Sumber < Penggunaan, berarti mempunyai efek negatif terhadap modal kerja yaitumemperkecil modal kerja.
Apabila Sumber = Penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, yaitu modal kerja tidak berubah.
Contoh Laporan Perubahan Modal Kerja
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi kenaikan modal dari tahun 2001 ke 2002 yaitu sebesar Rp 12.000.000 dengan rincian modal kerja pada tahun 2001 dan 2002 masing-masing Rp 62.600.000 dan Rp 74.600.000
https://sherlyyunitabahrun.wordpress.com/2015/05/14/analisis-sumber-dan-penggunaan-modal-kerja/
http://wizii.blogspot.co.id/2012/03/analisa-break-event-point-bep-analisa.html?m=1
Sabtu, 30 April 2016
ANALISIS TITIK IMPAS (BEP) DAN ANALISIS SUMBER PENGGUNAAN KAS BESERTA CONTOH KASUS
TUGAS
Nama : Rahmalia Putri
NPM : 47213170
Kelas : 3DA01
Analisis Laporan Keuangan #
Analisis Titik Impas (Break even Point)
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
· harga jual persatuan,
· produksi minimal,
· pendesainan produk, dan lainnya
Analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. mendesain spesifikasi produk
2. menentukan harga jual persatuan
3. menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian
4. memaksimalkan jumlah produksi
5. merencanakan laba yang diinginkan
Disamping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pemimpin perusahaan, analisis BEP juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1. perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan
2. bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu periode tertentu.
3. tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan
Rumus Analisis Break Even :
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Keterangan :
- Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi.
- Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi.
BEP : 1. Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
2. Berdasarkan harga penjualannya (Rp)
1. BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
= FC
P - V
Keterangan :
FC :Fixed Cost/biaya tetap
P :Harga
VC :Variable Cost/biaya variable
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
BEP (Q) = FC
P – V
= 300.000
100 - 40
= 5.000 unit
2. BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
= FC
1 – TVC
S
Keterangan :
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q
Dari soal yang sama diatas:
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q = 100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q = 40 x 10.000 = 400.000
BEP (Rp) = FC
1 – TVC
S
= 300.000
1 – 400.000
1.000.000
= 500.000
BEP (Q) = BEP (Rp)
P
= 500.000
100
= 5.000
Contribution margin ratio = 1– 400.000 = 0,6
Atau contribution to fixed cost 1.000.000
Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6
atau 60%
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di gunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
c. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d. Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
f. Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan
perhitungan :
Impas :
Pehitungan dengan Pendekatan Teknis Persamaan
Yakni : y = cx – bx – a , dengan ketentuan : y = laba ; c = harga jual/sa tuan ; b = biaya variabel per satuan ; x = jumlah produk yang dijual dan a = biaya tetap.
Dalam keadaan impas , laba = 0 . Sehingga dapat dibuat suatu persamaan yakni sebagai berikut:
0 = cx – bx – a cx = bx + a , sehingga : cx – bx = a
dan a = (c – b)x . Jadi dapat ditentukan x = a/(c-b)
Sedangkan impas dalam rupiah dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : a / (1 – b/c) 1 – b/c adalah Contribution Margin Ratio
Contoh kasus :
Laporan Rugi Laba yang diproyeksikan untuk Tahun Anggaran yang akan datang :
Laporan Laba Rugi yang Diproyeksikan
Tahun Anggaran 20XX
Pendapatan penjualan : Rp. 8000 x 100.000 : Rp. 800.000.000
Biaya Variabel : Rp. 4800 x 100.000 : Rp. 480.000.000 (-)
Laba kontribusi : Rp. 320.000.000
Biaya Tetap : Rp. 256.000.000 (-)
Laba Bersih : Rp. 64.000.000
Diketahui :
Harga jual /unit : Rp. 8000
Biaya variabel/unit : Rp. 4800
Volume penjualan : 100.000 unit
Biaya Tetap : Rp. 256.000.000
Dari biaya tersebut biaya tunainya sebesar : Rp. 135.000.000
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui :
1. Titik Impas : Rp. 256.000.000 / (8000 – 4800) = 80.000
(unit)
2. Titik Impas (Rp) : Rp. 256.000.000 / (1 – 4800/8000) =
Rp. 640.000.000
3. Margin of Safety : Jml Penjulan – Titik Impas
: (Rp. 8000 x 100.000) – Rp. 640.000.000 =
Rp. 160.000.000
https://whindhy.wordpress.com/2011/05/10/analisis-aliran-kas-dan-break-even-pointbep/
http://dokumen.tips/documents/pengertian-analisis-titik-impas-55b514569eblainnya
Nama : Rahmalia Putri
NPM : 47213170
Kelas : 3DA01
Analisis Laporan Keuangan #
Analisis Titik Impas (Break even Point)
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
· harga jual persatuan,
· produksi minimal,
· pendesainan produk, dan lainnya
Analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. mendesain spesifikasi produk
2. menentukan harga jual persatuan
3. menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian
4. memaksimalkan jumlah produksi
5. merencanakan laba yang diinginkan
Disamping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pemimpin perusahaan, analisis BEP juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1. perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan
2. bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu periode tertentu.
3. tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan
Rumus Analisis Break Even :
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Keterangan :
- Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi.
- Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi.
BEP : 1. Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
2. Berdasarkan harga penjualannya (Rp)
1. BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
= FC
P - V
Keterangan :
FC :Fixed Cost/biaya tetap
P :Harga
VC :Variable Cost/biaya variable
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
BEP (Q) = FC
P – V
= 300.000
100 - 40
= 5.000 unit
2. BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
= FC
1 – TVC
S
Keterangan :
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q
Dari soal yang sama diatas:
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q = 100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q = 40 x 10.000 = 400.000
BEP (Rp) = FC
1 – TVC
S
= 300.000
1 – 400.000
1.000.000
= 500.000
BEP (Q) = BEP (Rp)
P
= 500.000
100
= 5.000
Contribution margin ratio = 1– 400.000 = 0,6
Atau contribution to fixed cost 1.000.000
Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6
atau 60%
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di gunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
c. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d. Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
f. Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan
perhitungan :
Impas :
Pehitungan dengan Pendekatan Teknis Persamaan
Yakni : y = cx – bx – a , dengan ketentuan : y = laba ; c = harga jual/sa tuan ; b = biaya variabel per satuan ; x = jumlah produk yang dijual dan a = biaya tetap.
Dalam keadaan impas , laba = 0 . Sehingga dapat dibuat suatu persamaan yakni sebagai berikut:
0 = cx – bx – a cx = bx + a , sehingga : cx – bx = a
dan a = (c – b)x . Jadi dapat ditentukan x = a/(c-b)
Sedangkan impas dalam rupiah dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : a / (1 – b/c) 1 – b/c adalah Contribution Margin Ratio
Contoh kasus :
Laporan Rugi Laba yang diproyeksikan untuk Tahun Anggaran yang akan datang :
Laporan Laba Rugi yang Diproyeksikan
Tahun Anggaran 20XX
Pendapatan penjualan : Rp. 8000 x 100.000 : Rp. 800.000.000
Biaya Variabel : Rp. 4800 x 100.000 : Rp. 480.000.000 (-)
Laba kontribusi : Rp. 320.000.000
Biaya Tetap : Rp. 256.000.000 (-)
Laba Bersih : Rp. 64.000.000
Diketahui :
Harga jual /unit : Rp. 8000
Biaya variabel/unit : Rp. 4800
Volume penjualan : 100.000 unit
Biaya Tetap : Rp. 256.000.000
Dari biaya tersebut biaya tunainya sebesar : Rp. 135.000.000
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui :
1. Titik Impas : Rp. 256.000.000 / (8000 – 4800) = 80.000
(unit)
2. Titik Impas (Rp) : Rp. 256.000.000 / (1 – 4800/8000) =
Rp. 640.000.000
3. Margin of Safety : Jml Penjulan – Titik Impas
: (Rp. 8000 x 100.000) – Rp. 640.000.000 =
Rp. 160.000.000
https://whindhy.wordpress.com/2011/05/10/analisis-aliran-kas-dan-break-even-pointbep/
http://dokumen.tips/documents/pengertian-analisis-titik-impas-55b514569eblainnya
Sabtu, 09 April 2016
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS RASIO
LAPORAN KEUANGAN
TULISAN
Nama : Rahmalia Putri
NPM : 47213170
Kelas : 3DA01
Analisis Laporan Keuangan #
Pengertian
Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah analisis
yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan
lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian
terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan
kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan,
1997 :17). Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick
tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.
Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical
terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
keuangan.
Jenis-Jenis
Rasio Keuangan
Menurut
Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok,
yaitu :
-
Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek.
-
Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
-
Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan
aktiva atau kekayaan perusahaan.
-
Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat
imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
-
Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat
berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
Penggunaan Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka
rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi
dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
a. Penggolonagn berdasarkan sumber data
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet
rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang
berasal dari neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income
statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan
laba rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (intern
statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari
neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis
1. Rasio likuiditas
2. Rasio solvabilitas
3. Rasio rentabilitas
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan
kebutuhan penganalisis
1. Rasio Likuiditas
Adalah
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas
terdiri dari :
a. Current Ratio
Current Ratio adalah perbandingan antara
aktiva lancar dan utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal
83).
Rumus :
Current
Ratio =
Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
b. Cash
Ratio (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva perusahaan
yang paling likuid adalah
kas dan surat
berharga. Cash ratio menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendek dengan
kas dan surat berharga
yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar
likuiditas untuk cash
ratio sehingga penilaiannya tergantung
pada kebijakan manajemen.
Rumus :
Cash
Ratio = Kas + Surat Berharga / Hutang
Lancar
c.
Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick
ratio merupakan rasio antara
aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan
dengan hutang lancar. Rasio
ini menunjukkan besarnya
alat likuid yang paling cepat bisa
digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan
dianggap aktiva lancar yang paling
tidak lancar, sebab untuk
menjadi uang tunai (kas)
memerlukan dua langkah
yakni menjadi piutang terlebih dulu
sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick
Ratio =
Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang Lancar
2 . Ratio Solvabilitas
Solvabilitas suatu
perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban
finansialnya apabila sekiranya
perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu
perusahaan yang solvabel belum
tentu likuid dan
sebaliknya sebuah perusahaan
yang insolvabel belum
tentu ilikuid. Dalam hubungan antara likuiditas
dan solvabilitas ada empat kemungkinan
yang dapat dialami oleh perusahaan yaitu :
a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel
b. Perusahaan
yang likuid dan solvabel
c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
d. Perusahaan
yang insolvabel dan ilikuid
Tingkat solvabilitas
diukur dengan beberapa rasio,
yaitu :
a. Total Assets to Total
Debt Ratio
Total Assets
to total Debt Ratio adalah
ratio yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah aktiva
(total assets) di satu pihak
dengan jumlah utang (total
debt dilain pihak).
Rumus :
Total
Debt Ratio = Total Hutang / Total
Aktiva
b.Total Debt To Equity
ratio
Rasio
ini membandingkan modal sendiri
(Net worth) di satu pihak dengan total hutang
(Total Debt) di lain pihak.
Rumus :
Total
Debt To Equity Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri
Makin
kecil prosentase ratio ini berarti
makin cepat perusahaan menjadi
insolvabel. Tingkat solvabilitas dapat
dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri dengan alternatif sebagai berikut :
1. Menambah
aktiva tanpa menambah utang atau
menambah aktiva relatif lebih besar
daripada bertambahannya hutang.
2. Mengurangi
hutang tanpa mengurangi
aktiva atau mengurangi hutang
relatif besar daripada
berkurangnya aktiva.
3. Rasio
Rentabilitas
Rentabilitas suatu
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Bambang
Riyanto, 1997, hal 35).
Adapun cara penilaian Rentabilitas
adalah :
a. Rasio Rentabilitas
Ekonomi (Earning Power)
Rentabilitas ekonomi
ialah perbandingan antara laba
usaha dengan modal sendiri
dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase (Bambang Riyanto, 1997, hal
36).
Modal
yang diperhitungkan untuk
menghitung rentabilitas ekonomi
hanyalah modal yang bekerja
didalam perusahaan (Operating
Capital / Assets). Demikian pula laba
yang diperhitungkan untuk
menghitung rentabilitas ekonomi
hanyalah laba yang berasal dari operasi
perusahaan, yaitu yang disebut
laba usaha (Net Operating
Income).
Rumus :
Rentabilitas
Ekonomi = EAT / Total Aktiva
Tinggi
rendahnya rentabilitas ekonomi
ditentukan oleh dua faktor yaitu :
- Profit
Margin, yaitu perbandingan
antara “Net Operating Income”, dengan “Net Sales”,
perbandingan mana dinyatakan dalam persentase.
-
Turnover of Operating Assets
(Tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating
asets dalam suatu
periode tertentu.
b. Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering juga
dinamakan rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara
jumlah laba yang tersedia
bagi pemilik modal sendiri disatu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut
dilain pihak (Bambang Riyanto,
1997, hal 44).
Rumus :
Rentabilitas
Modal Sendiri = EAT / Modal
Sendiri
Pemakai Rasio Keuangan
Analisis
yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa
yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan
bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
a. Intern, yaitu manajemen itu
sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative
terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan
menjadi :
1. Kreditur yang memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek
dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau
lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek
atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek
ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang
merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang
atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang
akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman.
Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
2. Investor atau pemegang saham
sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga
memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan
tersebut di pasaran.
http://matahari18.blogspot.co.id/2013/09/makalah-rasio-keuangan.html?m=1
http://nitanit24.blogspot.co.id/2013/03/analisis-rasio-keuangan.html?m=1
https://dwiermayanti.wordpress.com/2011/06/10/analisis-rasio-keuangan/
Analisis Rasio Keuangan dan Contoh Kasus
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN
DAN CONTOH KASUS
TUGAS
Nama
: Rahmalia Putri
NPM
: 47213170
Kelas
: 3DA01
Analisis
Laporan Keuangan #
Analisis
Rasio Keuangan
Pengertian Analisis rasio keuangan adalah
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.
Salah satu metode yang dapat dilakukan
untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah
cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data
kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan
rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa
lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut
Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan
perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :
- Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
- Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.
- Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
- Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
Contoh kasus 1
Rasio
solvabilitas terdiri dari:
Ratio
Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Menggambarkan
sampai sejauh mana modal pemilik dapat menut
upi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.Perhitungannya :
upi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.Perhitungannya :
Total
Hutang
Total
Modal
Tahun 2010 Rp
44.086 : Rp 56.415 =
0.781458831 / 0.78 = 78%
Tahun 2011 Rp 42.073 : Rp
60.981 =
0.689936209/0.68 = 68%
Contoh
kasus 2
CONTOH KASUS 1
PT. Abadi Djaya Tbk mempunyai laporan rugi laba dan neraca tahun 2001-2002
Laporan Laba Rugi
PT. Abadi Djaya Tbk
AKHIR
|
TAHUN
|
|
2001
|
2002
|
|
Penjualan
Harga
pokok brg dijual
Laba
kotor
Biaya
pemasaran adm dan
umum
Laba
sbl bunga dan pajak
Biaya
bunga
Laba
sbl pajak
Laba
stl pajak
Deviden
Laba
untuk saham biasa
Alokasi
laba ditahan
Dividen
|
Rp 3.405
2.041
1.368
812
552
31
521
193
328
10
318
291
27
|
Rp 3.100
1.900
1.200
780
420
39
381
141
240
10
230
200
30
|
Neraca PT. Abadi
Djaya Tbk
Aktiva
|
2001
|
2002
|
Utang &
modal
pemilik
|
2001
|
2002
|
Aktiva lancer
Kas & Surat
bhrg
Piutang dgng
sediaan
Lain-lain
Total
Aktiva tetap
Gedung,tanah
& perleng’an
Dikurangi
akumulasi
Defresiaisi
Lain-lain
total
Total Aktiva
|
260
596
471
61
1,388
498
(152)
139
485
1.873
|
120
522
587
52
1.281
398
(105)
136
429
1.710
|
Utanglancar
Utang dagang
Utang bank
Utang akrual
Total utang
lancer
Utang jk panjang
& lain-lain
Total utang
Saham priferen
Saham biasa
Capital again
Laba ditahan
Total modal
pemilik
Total utang dan
modal pemilik
|
109
136
176
421
120
541
10
87
1235
1332
1873
|
301
166
148
615
61
676
10
80
944
1034
1710
|
Analisis Rasio Laporan Keuangan Pada PT Abadi
Djaya Tbk
RASIO
LIKUIDITAS
Likuiditas adalah tingkat
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harussegera dipenuhi dan
likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang
jangka pendek yang dimiliki. Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk
mengukur likuditasperusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut
likuid adalah perusahaan yang mampumemenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika
tidak mampu disebut ilikuid.
Suatu keadaan likuid pada
perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihakmanagemen ,
Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada.
1.
Current Ratio
Curren ratio adalah perbandingan antara
aktiva lancar dan utang lancar , Current ratio disebut juga working capital ratio :
Contoh : PT Abadi Djaya Tbk
Carrent ratio =
Aktiva lancar
Utang
lancar
2000 =
1281 : 615
=
2.082001
=
1388 : 421
=
3.30
setiap Rp 1,- utang lancar
dijamin dengan Rp 3.30 aktiva lancar..
Perbedaan rasio lancar antara
tahun 2000 dan 2001 terjadi karena peningkatan aktiva lancar yang padatahun
2000 sebesar Rp. 1281,- dan pada tahun 2001 sebesar Rp 1388, . serta adanya
penguranganutang lancar yang pada tahun 2000 sebesar Rp. 615 dan pada tahun
2001 sebesar Rp. 421.2.
- Quitck Ratio (Acid test ratio)
Yang dapat digunakan untuk mendapatkan
kepastian yang lebih besar daripada current ratio dlmmengukur perusahaan adalah
quick ratio, dlm quick ratio hanya menggunakan beberapa elemen aktivalancar
yaitu kas, piutang dan suratberharga :
Quick ratio =
Aktiva lancar-Persediaan
Utang Lancar |
2000 = 1281 – 587
615
= 1.13
2001 =
1.388 – 471421
= 2.18
Jadi setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh
RP 2.18 aktiva lancar di luar persediaan
https://www.scribd.com/mobile/doc/127923769/Contoh-Menghitung-Laporan-Keuangan-Dengan-Rasio-Likuiditas
http://devyanasetyapratiwi.blogspot.co.id/2014/04/analisis-rasio-laporan-keuangan-pada-pt.html?m=1
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-analisis-rasio-keuangan-dan.html?m=1
Langganan:
Postingan (Atom)