ANALISIS RASIO
LAPORAN KEUANGAN
TULISAN
Nama : Rahmalia Putri
NPM : 47213170
Kelas : 3DA01
Analisis Laporan Keuangan #
Pengertian
Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah analisis
yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan
lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian
terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan
kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan,
1997 :17). Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick
tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.
Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical
terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
keuangan.
Jenis-Jenis
Rasio Keuangan
Menurut
Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok,
yaitu :
-
Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek.
-
Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
-
Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan
aktiva atau kekayaan perusahaan.
-
Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat
imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
-
Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat
berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
Penggunaan Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka
rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi
dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
a. Penggolonagn berdasarkan sumber data
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet
rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang
berasal dari neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income
statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan
laba rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (intern
statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari
neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis
1. Rasio likuiditas
2. Rasio solvabilitas
3. Rasio rentabilitas
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan
kebutuhan penganalisis
1. Rasio Likuiditas
Adalah
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas
terdiri dari :
a. Current Ratio
Current Ratio adalah perbandingan antara
aktiva lancar dan utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal
83).
Rumus :
Current
Ratio =
Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
b. Cash
Ratio (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva perusahaan
yang paling likuid adalah
kas dan surat
berharga. Cash ratio menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendek dengan
kas dan surat berharga
yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar
likuiditas untuk cash
ratio sehingga penilaiannya tergantung
pada kebijakan manajemen.
Rumus :
Cash
Ratio = Kas + Surat Berharga / Hutang
Lancar
c.
Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick
ratio merupakan rasio antara
aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan
dengan hutang lancar. Rasio
ini menunjukkan besarnya
alat likuid yang paling cepat bisa
digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan
dianggap aktiva lancar yang paling
tidak lancar, sebab untuk
menjadi uang tunai (kas)
memerlukan dua langkah
yakni menjadi piutang terlebih dulu
sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick
Ratio =
Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang Lancar
2 . Ratio Solvabilitas
Solvabilitas suatu
perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban
finansialnya apabila sekiranya
perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu
perusahaan yang solvabel belum
tentu likuid dan
sebaliknya sebuah perusahaan
yang insolvabel belum
tentu ilikuid. Dalam hubungan antara likuiditas
dan solvabilitas ada empat kemungkinan
yang dapat dialami oleh perusahaan yaitu :
a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel
b. Perusahaan
yang likuid dan solvabel
c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
d. Perusahaan
yang insolvabel dan ilikuid
Tingkat solvabilitas
diukur dengan beberapa rasio,
yaitu :
a. Total Assets to Total
Debt Ratio
Total Assets
to total Debt Ratio adalah
ratio yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah aktiva
(total assets) di satu pihak
dengan jumlah utang (total
debt dilain pihak).
Rumus :
Total
Debt Ratio = Total Hutang / Total
Aktiva
b.Total Debt To Equity
ratio
Rasio
ini membandingkan modal sendiri
(Net worth) di satu pihak dengan total hutang
(Total Debt) di lain pihak.
Rumus :
Total
Debt To Equity Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri
Makin
kecil prosentase ratio ini berarti
makin cepat perusahaan menjadi
insolvabel. Tingkat solvabilitas dapat
dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri dengan alternatif sebagai berikut :
1. Menambah
aktiva tanpa menambah utang atau
menambah aktiva relatif lebih besar
daripada bertambahannya hutang.
2. Mengurangi
hutang tanpa mengurangi
aktiva atau mengurangi hutang
relatif besar daripada
berkurangnya aktiva.
3. Rasio
Rentabilitas
Rentabilitas suatu
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Bambang
Riyanto, 1997, hal 35).
Adapun cara penilaian Rentabilitas
adalah :
a. Rasio Rentabilitas
Ekonomi (Earning Power)
Rentabilitas ekonomi
ialah perbandingan antara laba
usaha dengan modal sendiri
dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase (Bambang Riyanto, 1997, hal
36).
Modal
yang diperhitungkan untuk
menghitung rentabilitas ekonomi
hanyalah modal yang bekerja
didalam perusahaan (Operating
Capital / Assets). Demikian pula laba
yang diperhitungkan untuk
menghitung rentabilitas ekonomi
hanyalah laba yang berasal dari operasi
perusahaan, yaitu yang disebut
laba usaha (Net Operating
Income).
Rumus :
Rentabilitas
Ekonomi = EAT / Total Aktiva
Tinggi
rendahnya rentabilitas ekonomi
ditentukan oleh dua faktor yaitu :
- Profit
Margin, yaitu perbandingan
antara “Net Operating Income”, dengan “Net Sales”,
perbandingan mana dinyatakan dalam persentase.
-
Turnover of Operating Assets
(Tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating
asets dalam suatu
periode tertentu.
b. Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering juga
dinamakan rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara
jumlah laba yang tersedia
bagi pemilik modal sendiri disatu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut
dilain pihak (Bambang Riyanto,
1997, hal 44).
Rumus :
Rentabilitas
Modal Sendiri = EAT / Modal
Sendiri
Pemakai Rasio Keuangan
Analisis
yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa
yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan
bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
a. Intern, yaitu manajemen itu
sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative
terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan
menjadi :
1. Kreditur yang memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek
dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau
lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek
atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek
ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang
merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang
atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang
akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman.
Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
2. Investor atau pemegang saham
sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga
memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan
tersebut di pasaran.
http://matahari18.blogspot.co.id/2013/09/makalah-rasio-keuangan.html?m=1
http://nitanit24.blogspot.co.id/2013/03/analisis-rasio-keuangan.html?m=1
https://dwiermayanti.wordpress.com/2011/06/10/analisis-rasio-keuangan/
0 komentar:
Posting Komentar