Sabtu, 30 April 2016

ANALISIS TITIK IMPAS (BEP) DAN ANALISIS SUMBER PENGGUNAAN KAS BESERTA CONTOH KASUS

TUGAS
Nama  : Rahmalia Putri
NPM   : 47213170
Kelas  : 3DA01
Analisis Laporan Keuangan #

Analisis Titik Impas (Break even Point)
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
·         harga jual persatuan,
·         produksi minimal,
·         pendesainan produk, dan lainnya

Analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. mendesain spesifikasi produk
2. menentukan harga jual persatuan
3. menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian
4. memaksimalkan jumlah produksi
5. merencanakan laba yang diinginkan

Disamping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pemimpin perusahaan, analisis BEP juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1. perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan
2. bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu periode tertentu.
3. tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan

Rumus Analisis Break Even :
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Keterangan :
- Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi.
- Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi.
BEP       : 1. Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
                2. Berdasarkan harga penjualannya (Rp)

1.      BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
=  FC
   P - V

Keterangan :
FC                :Fixed Cost/biaya tetap
P                  :Harga
VC                :Variable Cost/biaya variable

Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!

BEP (Q)     =    FC
                      P – V
                = 300.000
                    100 - 40
                = 5.000 unit

2.      BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
=        FC  
     1 – TVC
               S

Keterangan :
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q
Dari soal yang sama diatas:
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q  = 100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost (TVC)        = VC x Q = 40 x 10.000 = 400.000

BEP (Rp)       =        FC    
                           1 – TVC
                               S
                 =    300.000
                     1 – 400.000
                         1.000.000
                = 500.000

BEP (Q)    = BEP (Rp)
                          P
                   = 500.000
                          100
                   = 5.000

Contribution margin ratio                  = 1–  400.000  = 0,6    
 Atau contribution to fixed cost                  1.000.000

Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6
atau 60%

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di gunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:

a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

c. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

d. Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.

e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

f.  Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan

perhitungan :
Impas :

Pehitungan dengan Pendekatan Teknis Persamaan
Yakni : y = cx – bx – a , dengan ketentuan : y = laba ; c = harga jual/sa tuan ; b = biaya variabel per satuan ; x = jumlah produk yang dijual dan a = biaya tetap.

Dalam keadaan impas , laba = 0 . Sehingga dapat dibuat suatu persamaan yakni sebagai berikut:

0 = cx – bx – a  cx = bx + a , sehingga : cx – bx = a
dan a = (c – b)x . Jadi dapat ditentukan x = a/(c-b)

Sedangkan impas dalam rupiah dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : a / (1 – b/c)  1 – b/c adalah Contribution Margin Ratio

Contoh kasus :

Laporan Rugi Laba yang diproyeksikan untuk Tahun Anggaran yang akan datang :

Laporan Laba Rugi yang Diproyeksikan
Tahun Anggaran 20XX

Pendapatan penjualan : Rp. 8000 x 100.000 : Rp. 800.000.000
Biaya Variabel : Rp. 4800 x 100.000 : Rp. 480.000.000 (-)

Laba kontribusi : Rp. 320.000.000
Biaya Tetap : Rp. 256.000.000 (-)

Laba Bersih : Rp. 64.000.000

Diketahui :

Harga jual /unit : Rp. 8000
Biaya variabel/unit : Rp. 4800
Volume penjualan : 100.000 unit
Biaya Tetap : Rp. 256.000.000
Dari biaya tersebut biaya tunainya sebesar : Rp. 135.000.000

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui :

1. Titik Impas : Rp. 256.000.000 / (8000 – 4800) = 80.000
(unit)

2. Titik Impas (Rp) : Rp. 256.000.000 / (1 – 4800/8000) =
Rp. 640.000.000

3. Margin of Safety : Jml Penjulan – Titik Impas
: (Rp. 8000 x 100.000) – Rp. 640.000.000 =
Rp. 160.000.000

https://whindhy.wordpress.com/2011/05/10/analisis-aliran-kas-dan-break-even-pointbep/
http://dokumen.tips/documents/pengertian-analisis-titik-impas-55b514569eblainnya

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rahmalia putri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang